Denias, anak seorang petani suku di pedalaman tengah Papua. Semangat dan keinginan sekolah selalu bergejolak di batin dan pikirannya. Kalimat-kalimat orang yang ia sayang dan hormati terus terngiang dan membakar semangatnya. Dunia Denias adalah dunia sederhana, bermain dan bersekolah selain membantu Bapak di ladang.
Hidup Denias berikutnya dibayangi kesedihan beruntun karena orang-orang yang ia cintai dan hormati satu demi satu meninggalkannya. Ibunya tersayang meninggal dalam suatu tragedi kebakaran honai keluarga mereka.
Maleo pernah bilang ada sekolah fasilitas di balik gunung. Agar bisa tetap sekolah, Denias pergi meninggalkan rumah. Tidak perduli perjalanan ke sana sangat jauh dan sama sekali tidak mudah, harus berhari-hari melewati sungai, hutan dan gunung, Denias terus mengejar cita-citanya.
Di tempat yang dituju, perjuangan Denias belum selesai. Sebagai anak suku biasa, Denias tidak mungkin boleh bersekolah di sekolah fasilitas itu. Perkenalannya dengan Enos membuat Denias bisa masuk ke dalam sekolah dan berupaya memetik pengetahuan dengan caranya sendiri.
Kegigihan dan semangat Denias mengetuk hati Ibu Sam, salah seorang pengajar di sana. Rintangan datang dari sana-sini hingga Denias pun hampir putus asa.
Apakah ibu Sam bisa membantu Denias bersekolah?
Apakah Denias bisa sekolah lagi?